MODUL 4 uP & uC : PROJECT
Cleaning and Cooler System for Photovoltaic
Tujuan dari rancangan yang dilakukan ialah sebagai berikut:
1. Merancang sistem monitoring panel surya berbasis mikrokontroler yang
mampu membaca data dari sensor debu, suhu, kelembaban, arus, dan
intensitas cahaya secara real-time.
2. Mengembangkan sistem pembersihan otomatis yang aktif ketika deteksi
debu melebihi ambang batas tertentu menggunakan pompa air dan motor
DC.
3. Mengimplementasikan sistem pendinginan aktif berbasis suhu, yang akan
menyemprotkan air secara otomatis jika suhu panel melebihi 50°C.
4. Menerapkan komunikasi antar dua mikrokontroler Raspberry Pi Pico untuk
membagi fungsi kontrol dan pemantauan, sehingga sistem lebih modular dan
mudah dikembangkan.
5. Mengoptimalkan efisiensi kerja panel surya melalui pendekatan monitoring dan pemeliharaan otomatis berbasis Internet of Things (IoT).
- raspberry pi pico
- DHT22 Sensor
- ACS712 Sensor
Sensor ACS712 adalah sensor arus berbasis efek Hall yang dapat digunakan untuk mengukur aruslistrik AC maupun DC secara akurat. Sensor ini bekerja dengan membaca medan magnet yang dihasilkan oleh aliran arus listrik dan mengubahnya menjadi sinyal tegangan analog. Sensor ini sering digunakan dalam proyek monitoring arus beban motor, sistem tenaga, serta aplikasi proteksi sirkuit.
-
LDR Sensor
Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.
- pompa air 5 v

- selang air

Selang air pada pompa air berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan air dari sumber air ke tempat yang dituju, seperti keran, instalasi irigasi, atau bak penampungan. Selang juga berperan penting dalam menjaga aliran air yang lancar dan konsisten, serta melindungi pompa dari tekanan air yang berlebihan atau gesekan dengan benda keras.
- breadboard

- baterai
- jumper

merupakan kabel elektrik yang mempunyai pin konektor di setiap ujungnya dan memungkinkan untuk menghubungkan dua komponen yang melibatkan Arduino tanpa memerlukan solder. Intinya, kegunaan kabel jumper ini digunakan sebagai konduktor listrik untuk menyambungkan rangkaian listrik.
Kabel jumper biasanya digunakan pada breadboard atau alat prototyping lainnya supaya lebih mudah untuk mengutak-atik rangkaian. Konektor yang terdapat pada ujung kabel terdiri dari konektor jantan (male connector) dan konektor betina (female connector). Konektor female berfungsi untuk menusuk dan konektor male berfungsi untuk ditusuk.
- LCD 16x2 I2C

1. Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan suatu Integrated Circuit (IC) yang
berisi Central Processing Unit (CPU), Read Only Memory (ROM),
Random Access Memory (RAM), dan Input/Output. Mikrokontroler
melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah
diinput.
Raspberry Pi Pico adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh
Raspberry Pi Foundation dan dirilis pada tahun 2021. Pico
menggunakan chip RP2040, yaitu mikrokontroler 32-bit berbasis ARM
Cortex-M0+ dual-core dengan kecepatan clock hingga 133 MHz. Chip
ini dirancang untuk efisiensi tinggi dan fleksibilitas penggunaan
pada berbagai aplikasi tertanam.
Gambar 1. Konfigurasi Pin Raspberry Pi Pico
Gambar di atas dijelaskan sebagai berikut :
a) Jumlah dan Jenis Pin
Raspberry Pi Pico memiliki 40 pin fisik, dengan 26 pin GPIO
multifungsi, serta sisanya dialokasikan untuk power, ground, dan
fungsi khusus.
b) Fungsi Utama Pin GPIO
Setiap pin GPIO dapat dikonfigurasi untuk berbagai fungsi, antara
lain:
a) Digital Input/Output (I/O)
b) Analog Input (ADC) pada GPIO26, GPIO27, dan GPIO28
c) PWM (Pulse Width Modulation)
d) Komunikasi Serial: UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter), I2C (Inter-Integrated Circuit), SPI (Serial Peripheral Interface).
c) Konfigurasi Pin-Komunikasi Berdasarkan Gambar
UART
1. UART0: TX: GPIO0, RX: GPIO1
2. UART1: TX: GPIO8, GPIO4, RX: GPIO9, GPIO5
UART ini digunakan untuk komunikasi serial antar-Pico atau ke
modul lain.
I2C
1. I2C0:
• SDA: GPIO0, GPIO4
• SCL: GPIO1, GPIO5
2. I2C1:
• SDA: GPIO2, GPIO6, GPIO14, GPIO18, GPIO26
• SCL: GPIO3, GPIO7, GPIO15, GPIO19, GPIO27
I2C cocok untuk komunikasi sensor-sensor seperti DHT22 atau modul
OLED.
SPI
1. SPI0:
• TX:
GPIO3, GPIO7
• RX:
GPIO0, GPIO4
• SCK:
GPIO2, GPIO6
• CSn:
GPIO1, GPIO5
2. SPI1:
• TX:
GPIO11
• RX:
GPIO12
• SCK:
GPIO10
• CSn:
GPIO9
SPI umumnya digunakan untuk komunikasi cepat dengan modul seperti
SD Card.
ADC (Analog to Digital Converter)
•
ADC0: GPIO26
•
ADC1: GPIO27
•
ADC2: GPIO28
Pin ini sangat penting untuk membaca sinyal analog seperti dari
sensor debu (dengan tegangan analog) atau sensor arus ACS712.
4. Power dan Ground
• VBUS (Pin 40): Tegangan input dari USB (sekitar 5V)
• 3V3 (OUT): Output tegangan 3.3V, digunakan untuk memberi daya ke
sensor eksternal
• VSYS: Tegangan sistem (biasanya 5V dari USB atau sumber
lainnya)
SPESIFIKASI
Raspberry
Microcontroller
Pi Pico RP2040
Operating Voltage
3.3V
InputVoltage (recommended)
5V
Input Voltage (limit)
1.8-5.5V
Digital I/O Pins
26 (semua bisa digunakan sebagai digital i/o)
PWM Digital I/O Pins
16 channels (8 independent PWM slices)
Analog Input Pins
3 (ADC 12-bit)
DC Current per I/O Pin
Max 15 mA
DC Current for 3.3V Pin
max 300 mA total (dari regulator onboard)
Flash Memory
2 MB (QSPI Flash)
SRAM
264 KB (on-chip)
Clock Speed
133 MHz (default, up to 133 MHz)
LED_BUILTIN
GPIO 25
Length
51 mm
Width
21 mm
Weight
±3 gram
Table 1. Spesifikasi Rasberry Pi Pico
Raspberry Pi Pico dapat diaktifkan melalui koneksi micro USB atau
melalui catu daya eksternal melalui pin VSYS. Daya eksternal
(non-USB) dapat berasal dari adaptor AC-ke-DC atau dari baterai.
Daya tersebut dapat disambungkan ke pin VSYS dan GND pada header
pin Pico. Kisaran tegangan input yang disarankan untuk Pico adalah
1.8V hingga 5.5V, namun sumber tegangan umum yang digunakan adalah
5V dari USB. Memberikan tegangan lebih dari batas ini dapat
merusak regulator internal atau komponen lainnya.
Jenis Jenis Pin daya adalah sebagai berikut:
1. VSYS. Tegangan masukan utama ke board Raspberry Pi Pico, dapat
berasal dari USB atau sumber eksternal (seperti baterai atau
adaptor DC).
2. VBUS. Pin ini menyediakan tegangan 5V langsung dari koneksi USB
saat board terhubung ke komputer atau adaptor USB.
3. 3V3 (OUT). Pasokan daya 3.3V yang dihasilkan oleh regulator
internal dan digunakan untuk mikrokontroler serta perangkat
eksternal. Total arus maksimal sekitar 300 mA.
4. GND. Pin ground (tanah) yang digunakan sebagai referensi
tegangan.
Input dan Output Raspberry Pi Pico memiliki 26 pin GPIO (General
Purpose Input Output) multifungsi yang dapat dikonfigurasi sebagai
input atau output menggunakan fungsi-fungsi dari pustaka seperti
MicroPython atau C SDK. Pin-pin ini beroperasi dengan tegangan
logika 3.3V. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus
maksimal sekitar 15 mA, dan total arus output dari semua pin tidak
boleh melebihi batas regulator internal.
Beberapa pin juga memiliki fungsi khusus:
1. UART (Serial): Terdapat dua UART (default di GPIO0 dan GPIO1)
yang dapat digunakan untuk komunikasi serial TTL. UART dapat
digunakan untuk komunikasi dengan sensor, komputer, atau modul
komunikasi seperti Bluetooth.
2. Interrupt Eksternal: Hampir semua GPIO mendukung interrupt yang
dapat dikonfigurasi untuk memicu berdasarkan perubahan logika
tinggi atau rendah, mirip dengan fungsi attachInterrupt() pada Arduino.
3. PWM: Raspberry Pi Pico memiliki 16 channel PWM, dengan 8 PWM slice yang dapat dipetakan ke
berbagai GPIO. Fungsi ini mendukung output PWM untuk kontrol
kecepatan motor, kecerahan LED, dsb.
4. SPI: Pico memiliki dua antarmuka SPI yang dapat dikonfigurasi
melalui berbagai kombinasi GPIO. SPI digunakan untuk komunikasi
dengan perangkat seperti sensor, layar, dan memori eksternal.
5. I2C: Terdapat dua antarmuka I2C, yang bisa digunakan pada hampir
semua GPIO (karena fungsi pin fleksibel). I2C sangat berguna untuk
menghubungkan berbagai sensor dan modul dengan alamat yang
unik.
6. LED: GPIO 25. Raspberry Pi Pico memiliki satu LED bawaan yang
terhubung ke GPIO 25. LED akan menyala jika pin ini diberi nilai
logika HIGH dan mati jika diberi logika LOW.
Raspberry Pi Pico memiliki 3 pin input analog: ADC0 (GPIO26),
ADC1 (GPIO27), dan ADC2 (GPIO28). Ketiganya terhubung ke ADC
12-bit, yang memberikan resolusi hingga 4096 nilai berbeda. Selain
itu, terdapat pin ADC4 internal yang digunakan untuk pembacaan
suhu internal chip.
2. PWM
PWM merupakan sebuah mekanisma untuk membangkitkan sinyal
keluaran yang periodenya berulang antara high dan low, dimana kita dapat mengontrol durasi sinyal sesuai dengan yang kita inginkan. Duty cycle merupakan presentase periode sinyal high dan low. Presentase duty cycle bebanding lurus dengan tegangan rata- rata yang dihasilkan.
2.1 Prinsip dasar PWM
Modulasi lebar pulsa (PWM) dicapai dengan bantuan gelombang kotak
yang mana duty cycle gelombang dapat diubah ubah untuk mendapatkan keluaran bervariasi
yang merupakan nilai rata- rata dari gelombang tersebut.
Gambar 2. Bentuk Gelombang Kotak
PWM bekerja sebagai switching power suplai untuk mengontrol on dan off. Tegangan dc dikonversi
menjadi sinyal kotak bolak balik, saat on mendekati tegangan
puncak dan saat off mrnjadi nol (0) volt. Jika frekuensi switching
cukup tinggi maka teemperatur air yang dikendalikan akan semakin
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan mengatur duty cycle dari sinyal (modulasi lebar pulsa dari sinyal disebabkan oleh
PWM). Terlihat pada gambar di bawah sinyal ref adalah sinyal
tegangan dc yang dikonversi oleh sinyal gergaji dan menghasilkan
sinyal kotak
Gambar 3. Sinyal Referensi
Informasi analog dapat dikirimkan dengan menggunakan pulsa
tegangan atau pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa informasi
terdiri dari pulsa persegi yang berulang. Salah satu teknik
modulasi yang sering digunakan adalah teknik modulasi durasi atur
lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa
persegi tersebut. Untuk membangkitkan sinyal PWM adalah dengan
menggunakan fungsi timer/counter yang dibandingkan nilainya dengan sebuah register tertentu.
3. ADC
Sistem mikrokontroler hanya dapat mengolah data dalam bentuk
bine. Oleh sebab itu setiap data analog yang akan diproses oleh
mikrokontroler harus diubah kedalam bentuk kode biner dimana Pengubahan data analog kedalam bentuk biner ditangani oleh piranti ADC. Tegangan masukan
ADC didapatkan dari tranducer. Tranducer adalah pengubah besaran kontinu, dalam hal ini adalah tegangan DC 12 Volt. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh tranducer yang berubah secara kontinu pada suatu kisaran tertentu disebut tegangan analog, dan tegangan analog ini diubah oleh ADC menjadi bentuk digital yang sebanding dengan
tegangan analognya.
Ada 4 karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen ADC, antara lain :
1) Resolusi
Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dari sinyal skala penuh yang dapat dibagi dan juga ukuran dari
langkah langkah, dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital words), ukuran langkah terkecil sebagai persen dari skala penuh atau dapat juga langkah
terkecil dalam miliVolt (untuk skala penuh yang dihasilkan).
2) Akurasi
Adalah jumlah dari semua kesalahan, misalnya kesalahan non
linieritas, skala penuh, skala nol, dan lain-lain. Dapat juga
menyatakan perbedaan antara tegangan masukan analog secara teoritis yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu kode biner tertentu terhadap tegangan masukan nyata yang menghasilkan tegangan kode biner tersebut.
3) Waktu Konversi
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah setiap sampel ke
bentuk digital, atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
konversi.
4) Fungsi Transfer Ideal ADC
Fungsi transfer ideal untuk konverter analog-ke-digital (ADC, analog-to-digital converter) berbentuk garis lurus. Bentuk ideal
garis lurus hanya dapat dicapai dengan konverter data beresolusi
tak-hingga. Karena tidak mungkin mendapatkan resolusi tak hingga,
maka secara praktis fungsi tranfer ideal tersebut berbentuk
gelombang tangga seragam seperti terlihat pada Gambar 1.5 Semakin
tinggi resolusi ADC, semakin halus gelombang tangga tersebut. ADC
ideal secara unik dapat merepresentasikan seluruh rentang masukan analog tertentu dengan sejumlah kode keluaran digital. Pada gambar 1 ditunjukkan bahwa
setiap kode digital merepresentasikan sebagian dari rentang
masukan analog total. Oleh karena skala analog bersifat kontinyu
sedangkan kode digital bersifat diskrit, maka ada proses
kuantisasi yang menimbulkan kekeliruan (galat). Apabila jumlah
kode diskritnya (yang mewakili rentang masukan analog) ditambah, maka lebar undak (step width) akan semakin kecil dan fungsi transfer akan mendekati garis lurus ideal. Lebar satu
undak (step) didefinisikan sebagai 1 LSB (least significant bit)
dan unit ini digunakan sebagai unit rujukan untuk besaran-besaran
lain dalam spesifikasi peranti konversi data. Unit 1 LSB itu juga
digunakan untuk mengukur resolusi konverter karena ia juga
menggambarkan jumlah bagian atau unit dalam rentang analog
penuh.
Resolusi ADC selalu dinyatakan sebagai jumlah bit-bit dalam kode
keluaran digitalnya. Misalnya, ADC dengan resolusi n-bit memiliki
2n kode digital yang mungkin dan berarti juga memiliki 2n tingkat
undak (step level). Meskipun demikian, karena undak pertama dan
undak terakhir hanya setengah dari lebar penuh, maka rentang skala-penuh (FSR, full-scale range) dibagi dalam (2n -1) lebar undak. Karenanya,
1 𝐿𝑆𝐵 = 𝐹𝑆𝑅
2𝑛−1
Untuk converter n-bit.
Gambar 4. Fungsi Transfer Ideal ADC
4. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu kata yang dapat diartikan sebagai cara
untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data dan informasi. Komunikasi data adalah bagian dari komunikasi yang secara khusus berkenaan dengan
transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk
digital yang dikirim melalui media komunikasi data. Data berarti
informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
4.1 Universal Asynchronous Receiver Transmitter
Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) adalah bagian
perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel
data dan bit- bit serial. UART berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.
UART terdiri dari:
1. Penyangga (buffer) Transmit/Receive
2. Pengendali (control) Transmit/Receive
3. Penyangga Bus Data
4. Logika Kendali Read/Write
5. Kendali Modem
Dalam pengiriman data, clock antara pengirim dan penerima harus sama karena paket data dikirim tiap bit mengandalkan clock tersebut.
Inilah salah satu keuntungan model asynchronous dalam pengiriman data karena dengan hanya satu kabel transmisi maka data dapat dikirimkan.
Gambar 5. Format Data UART
Terdapat beberapa parameter yang dapat diatur yaitu start bit,
parity bit, dan stop bit. Pengaturan ini harus sama antara
pengirim dan penerima. Data yang dikirim adalah data berukuran 8 bit atau 1 byte. Jika ditambah dengan 3 parameter diatas maka total bit data yang dikirim adalah 11 bit. Dari format data inilah setiap data yang terbaca dapat diterjemahkan menjadi bit-bit yang merepresentasikan data tertentu
Sebenarnya tidak semua terdapat error dalam pengiriman data UART.
Terjadinya error hanya terjadi ketika kita menggunakan clock mikrokontroler untuk nilai tertentu saja. Pada paket data UART, clock yang
dikirimkan bergantung dari nilai baud rate. Karena protokol ini universal, maka baud rate yang ada adalah nilai- nilai tetap yang tidak bisa diubah ubah dari kisaran nilai 110 sampai 11059200 bps (bit per sekon) atau lebih. Semakin cepat clock yang
digunakan maka baud rate akan semakin cepat juga.
6. DHT 22 Sensor
Sensor DHT22 (juga dikenal sebagai AM2302) adalah sensor digital
yang mampu mengukur suhu dan kelembapan dengan tingkat akurasi
yang tinggi. Sensor ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi
monitoring lingkungan, seperti pada sistem rumah pintar, proyek
IoT, serta pengawasan suhu dan kelembapan pada ruang tertutup.
Kelebihan sensor DHT22 dibandingkan DHT11 adalah jangkauan
pengukuran suhu dan kelembapan yang lebih luas serta akurasi yang
lebih baik, meskipun dengan harga yang sedikit lebih tinggi.
Gambar 6. Sensor DHT 22
1. Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan suatu Integrated Circuit (IC) yang
berisi Central Processing Unit (CPU), Read Only Memory (ROM),
Random Access Memory (RAM), dan Input/Output. Mikrokontroler
melakukan proses berfikir berdasarkan program yang telah
diinput.
Raspberry Pi Pico adalah mikrokontroler yang dikembangkan oleh
Raspberry Pi Foundation dan dirilis pada tahun 2021. Pico
menggunakan chip RP2040, yaitu mikrokontroler 32-bit berbasis ARM
Cortex-M0+ dual-core dengan kecepatan clock hingga 133 MHz. Chip
ini dirancang untuk efisiensi tinggi dan fleksibilitas penggunaan
pada berbagai aplikasi tertanam.
Gambar 1. Konfigurasi Pin Raspberry Pi Pico
Gambar di atas dijelaskan sebagai berikut :
a) Jumlah dan Jenis Pin
Raspberry Pi Pico memiliki 40 pin fisik, dengan 26 pin GPIO
multifungsi, serta sisanya dialokasikan untuk power, ground, dan
fungsi khusus.
b) Fungsi Utama Pin GPIO
Setiap pin GPIO dapat dikonfigurasi untuk berbagai fungsi, antara
lain:
a) Digital Input/Output (I/O)
b) Analog Input (ADC) pada GPIO26, GPIO27, dan GPIO28
c) PWM (Pulse Width Modulation)
d) Komunikasi Serial: UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter), I2C (Inter-Integrated Circuit), SPI (Serial Peripheral Interface).
c) Konfigurasi Pin-Komunikasi Berdasarkan Gambar
UART
1. UART0: TX: GPIO0, RX: GPIO1
2. UART1: TX: GPIO8, GPIO4, RX: GPIO9, GPIO5
UART ini digunakan untuk komunikasi serial antar-Pico atau ke
modul lain.
I2C
1. I2C0:
• SDA: GPIO0, GPIO4
• SCL: GPIO1, GPIO5
2. I2C1:
• SDA: GPIO2, GPIO6, GPIO14, GPIO18, GPIO26
• SCL: GPIO3, GPIO7, GPIO15, GPIO19, GPIO27
I2C cocok untuk komunikasi sensor-sensor seperti DHT22 atau modul
OLED.
SPI
1. SPI0:
• TX:
GPIO3, GPIO7
• RX:
GPIO0, GPIO4
• SCK:
GPIO2, GPIO6
• CSn:
GPIO1, GPIO5
2. SPI1:
• TX:
GPIO11
• RX:
GPIO12
• SCK:
GPIO10
• CSn:
GPIO9
SPI umumnya digunakan untuk komunikasi cepat dengan modul seperti
SD Card.
ADC (Analog to Digital Converter)
•
ADC0: GPIO26
•
ADC1: GPIO27
•
ADC2: GPIO28
Pin ini sangat penting untuk membaca sinyal analog seperti dari
sensor debu (dengan tegangan analog) atau sensor arus ACS712.
4. Power dan Ground
• VBUS (Pin 40): Tegangan input dari USB (sekitar 5V)
• 3V3 (OUT): Output tegangan 3.3V, digunakan untuk memberi daya ke
sensor eksternal
• VSYS: Tegangan sistem (biasanya 5V dari USB atau sumber
lainnya)
SPESIFIKASI |
|
Raspberry |
|
Microcontroller |
Pi Pico RP2040 |
Operating Voltage |
3.3V |
InputVoltage (recommended) |
5V |
Input Voltage (limit) |
1.8-5.5V |
Digital I/O Pins |
26 (semua bisa digunakan sebagai digital i/o) |
PWM Digital I/O Pins |
16 channels (8 independent PWM slices) |
||
Analog Input Pins |
3 (ADC 12-bit) |
||
DC Current per I/O Pin |
Max 15 mA |
||
DC Current for 3.3V Pin |
max 300 mA total (dari regulator onboard) |
||
Flash Memory |
2 MB (QSPI Flash) |
||
SRAM |
|
||
Clock Speed |
133 MHz (default, up to 133 MHz) |
||
LED_BUILTIN |
GPIO 25 |
||
Length |
51 mm |
||
Width |
21 mm |
||
Weight |
±3 gram |
Table 1. Spesifikasi Rasberry Pi Pico
Raspberry Pi Pico dapat diaktifkan melalui koneksi micro USB atau
melalui catu daya eksternal melalui pin VSYS. Daya eksternal
(non-USB) dapat berasal dari adaptor AC-ke-DC atau dari baterai.
Daya tersebut dapat disambungkan ke pin VSYS dan GND pada header
pin Pico. Kisaran tegangan input yang disarankan untuk Pico adalah
1.8V hingga 5.5V, namun sumber tegangan umum yang digunakan adalah
5V dari USB. Memberikan tegangan lebih dari batas ini dapat
merusak regulator internal atau komponen lainnya.
Jenis Jenis Pin daya adalah sebagai berikut:
1. VSYS. Tegangan masukan utama ke board Raspberry Pi Pico, dapat
berasal dari USB atau sumber eksternal (seperti baterai atau
adaptor DC).
2. VBUS. Pin ini menyediakan tegangan 5V langsung dari koneksi USB
saat board terhubung ke komputer atau adaptor USB.
3. 3V3 (OUT). Pasokan daya 3.3V yang dihasilkan oleh regulator
internal dan digunakan untuk mikrokontroler serta perangkat
eksternal. Total arus maksimal sekitar 300 mA.
4. GND. Pin ground (tanah) yang digunakan sebagai referensi
tegangan.
Input dan Output Raspberry Pi Pico memiliki 26 pin GPIO (General
Purpose Input Output) multifungsi yang dapat dikonfigurasi sebagai
input atau output menggunakan fungsi-fungsi dari pustaka seperti
MicroPython atau C SDK. Pin-pin ini beroperasi dengan tegangan
logika 3.3V. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus
maksimal sekitar 15 mA, dan total arus output dari semua pin tidak
boleh melebihi batas regulator internal.
Beberapa pin juga memiliki fungsi khusus:
1. UART (Serial): Terdapat dua UART (default di GPIO0 dan GPIO1)
yang dapat digunakan untuk komunikasi serial TTL. UART dapat
digunakan untuk komunikasi dengan sensor, komputer, atau modul
komunikasi seperti Bluetooth.
2. Interrupt Eksternal: Hampir semua GPIO mendukung interrupt yang
dapat dikonfigurasi untuk memicu berdasarkan perubahan logika
tinggi atau rendah, mirip dengan fungsi attachInterrupt() pada Arduino.
3. PWM: Raspberry Pi Pico memiliki 16 channel PWM, dengan 8 PWM slice yang dapat dipetakan ke
berbagai GPIO. Fungsi ini mendukung output PWM untuk kontrol
kecepatan motor, kecerahan LED, dsb.
4. SPI: Pico memiliki dua antarmuka SPI yang dapat dikonfigurasi
melalui berbagai kombinasi GPIO. SPI digunakan untuk komunikasi
dengan perangkat seperti sensor, layar, dan memori eksternal.
5. I2C: Terdapat dua antarmuka I2C, yang bisa digunakan pada hampir
semua GPIO (karena fungsi pin fleksibel). I2C sangat berguna untuk
menghubungkan berbagai sensor dan modul dengan alamat yang
unik.
6. LED: GPIO 25. Raspberry Pi Pico memiliki satu LED bawaan yang
terhubung ke GPIO 25. LED akan menyala jika pin ini diberi nilai
logika HIGH dan mati jika diberi logika LOW.
Raspberry Pi Pico memiliki 3 pin input analog: ADC0 (GPIO26),
ADC1 (GPIO27), dan ADC2 (GPIO28). Ketiganya terhubung ke ADC
12-bit, yang memberikan resolusi hingga 4096 nilai berbeda. Selain
itu, terdapat pin ADC4 internal yang digunakan untuk pembacaan
suhu internal chip.
2. PWM
PWM merupakan sebuah mekanisma untuk membangkitkan sinyal
keluaran yang periodenya berulang antara high dan low, dimana kita dapat mengontrol durasi sinyal sesuai dengan yang kita inginkan. Duty cycle merupakan presentase periode sinyal high dan low. Presentase duty cycle bebanding lurus dengan tegangan rata- rata yang dihasilkan.
2.1 Prinsip dasar PWM
Modulasi lebar pulsa (PWM) dicapai dengan bantuan gelombang kotak
yang mana duty cycle gelombang dapat diubah ubah untuk mendapatkan keluaran bervariasi
yang merupakan nilai rata- rata dari gelombang tersebut.
Gambar 2. Bentuk Gelombang Kotak
PWM bekerja sebagai switching power suplai untuk mengontrol on dan off. Tegangan dc dikonversi
menjadi sinyal kotak bolak balik, saat on mendekati tegangan
puncak dan saat off mrnjadi nol (0) volt. Jika frekuensi switching
cukup tinggi maka teemperatur air yang dikendalikan akan semakin
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan mengatur duty cycle dari sinyal (modulasi lebar pulsa dari sinyal disebabkan oleh
PWM). Terlihat pada gambar di bawah sinyal ref adalah sinyal
tegangan dc yang dikonversi oleh sinyal gergaji dan menghasilkan
sinyal kotak
Gambar 3. Sinyal Referensi
Informasi analog dapat dikirimkan dengan menggunakan pulsa
tegangan atau pulsa arus. Dengan modulasi pulsa, pembawa informasi
terdiri dari pulsa persegi yang berulang. Salah satu teknik
modulasi yang sering digunakan adalah teknik modulasi durasi atur
lebar dari waktu tunda positif ataupun waktu tunda negatif pulsa
persegi tersebut. Untuk membangkitkan sinyal PWM adalah dengan
menggunakan fungsi timer/counter yang dibandingkan nilainya dengan sebuah register tertentu.
3. ADC
Sistem mikrokontroler hanya dapat mengolah data dalam bentuk
bine. Oleh sebab itu setiap data analog yang akan diproses oleh
mikrokontroler harus diubah kedalam bentuk kode biner dimana Pengubahan data analog kedalam bentuk biner ditangani oleh piranti ADC. Tegangan masukan
ADC didapatkan dari tranducer. Tranducer adalah pengubah besaran kontinu, dalam hal ini adalah tegangan DC 12 Volt. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh tranducer yang berubah secara kontinu pada suatu kisaran tertentu disebut tegangan analog, dan tegangan analog ini diubah oleh ADC menjadi bentuk digital yang sebanding dengan
tegangan analognya.
Ada 4 karakteristik yang perlu diperhatikan dalam pemilihan komponen ADC, antara lain :
1) Resolusi
Merupakan spesifikasi terpenting untuk ADC, yaitu jumlah langkah dari sinyal skala penuh yang dapat dibagi dan juga ukuran dari
langkah langkah, dinyatakan dalam jumlah bit yang ada dalam satu kata (digital words), ukuran langkah terkecil sebagai persen dari skala penuh atau dapat juga langkah
terkecil dalam miliVolt (untuk skala penuh yang dihasilkan).
2) Akurasi
Adalah jumlah dari semua kesalahan, misalnya kesalahan non
linieritas, skala penuh, skala nol, dan lain-lain. Dapat juga
menyatakan perbedaan antara tegangan masukan analog secara teoritis yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu kode biner tertentu terhadap tegangan masukan nyata yang menghasilkan tegangan kode biner tersebut.
3) Waktu Konversi
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah setiap sampel ke
bentuk digital, atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
konversi.
4) Fungsi Transfer Ideal ADC
Fungsi transfer ideal untuk konverter analog-ke-digital (ADC, analog-to-digital converter) berbentuk garis lurus. Bentuk ideal
garis lurus hanya dapat dicapai dengan konverter data beresolusi
tak-hingga. Karena tidak mungkin mendapatkan resolusi tak hingga,
maka secara praktis fungsi tranfer ideal tersebut berbentuk
gelombang tangga seragam seperti terlihat pada Gambar 1.5 Semakin
tinggi resolusi ADC, semakin halus gelombang tangga tersebut. ADC
ideal secara unik dapat merepresentasikan seluruh rentang masukan analog tertentu dengan sejumlah kode keluaran digital. Pada gambar 1 ditunjukkan bahwa
setiap kode digital merepresentasikan sebagian dari rentang
masukan analog total. Oleh karena skala analog bersifat kontinyu
sedangkan kode digital bersifat diskrit, maka ada proses
kuantisasi yang menimbulkan kekeliruan (galat). Apabila jumlah
kode diskritnya (yang mewakili rentang masukan analog) ditambah, maka lebar undak (step width) akan semakin kecil dan fungsi transfer akan mendekati garis lurus ideal. Lebar satu
undak (step) didefinisikan sebagai 1 LSB (least significant bit)
dan unit ini digunakan sebagai unit rujukan untuk besaran-besaran
lain dalam spesifikasi peranti konversi data. Unit 1 LSB itu juga
digunakan untuk mengukur resolusi konverter karena ia juga
menggambarkan jumlah bagian atau unit dalam rentang analog
penuh.
Resolusi ADC selalu dinyatakan sebagai jumlah bit-bit dalam kode
keluaran digitalnya. Misalnya, ADC dengan resolusi n-bit memiliki
2n kode digital yang mungkin dan berarti juga memiliki 2n tingkat
undak (step level). Meskipun demikian, karena undak pertama dan
undak terakhir hanya setengah dari lebar penuh, maka rentang skala-penuh (FSR, full-scale range) dibagi dalam (2n -1) lebar undak. Karenanya,
2𝑛−1
Untuk converter n-bit.
Gambar 4. Fungsi Transfer Ideal ADC
4. Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu kata yang dapat diartikan sebagai cara
untuk menyampaikan atau menyebarluaskan data dan informasi. Komunikasi data adalah bagian dari komunikasi yang secara khusus berkenaan dengan
transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk
digital yang dikirim melalui media komunikasi data. Data berarti
informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
4.1 Universal Asynchronous Receiver Transmitter
Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) adalah bagian
perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel
data dan bit- bit serial. UART berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal.
UART terdiri dari:
1. Penyangga (buffer) Transmit/Receive
2. Pengendali (control) Transmit/Receive
3. Penyangga Bus Data
4. Logika Kendali Read/Write
5. Kendali Modem
Dalam pengiriman data, clock antara pengirim dan penerima harus sama karena paket data dikirim tiap bit mengandalkan clock tersebut.
Inilah salah satu keuntungan model asynchronous dalam pengiriman data karena dengan hanya satu kabel transmisi maka data dapat dikirimkan.
Gambar 5. Format Data UART
Terdapat beberapa parameter yang dapat diatur yaitu start bit,
parity bit, dan stop bit. Pengaturan ini harus sama antara
pengirim dan penerima. Data yang dikirim adalah data berukuran 8 bit atau 1 byte. Jika ditambah dengan 3 parameter diatas maka total bit data yang dikirim adalah 11 bit. Dari format data inilah setiap data yang terbaca dapat diterjemahkan menjadi bit-bit yang merepresentasikan data tertentu
Sebenarnya tidak semua terdapat error dalam pengiriman data UART.
Terjadinya error hanya terjadi ketika kita menggunakan clock mikrokontroler untuk nilai tertentu saja. Pada paket data UART, clock yang
dikirimkan bergantung dari nilai baud rate. Karena protokol ini universal, maka baud rate yang ada adalah nilai- nilai tetap yang tidak bisa diubah ubah dari kisaran nilai 110 sampai 11059200 bps (bit per sekon) atau lebih. Semakin cepat clock yang
digunakan maka baud rate akan semakin cepat juga.
6. DHT 22 Sensor
Sensor DHT22 (juga dikenal sebagai AM2302) adalah sensor digital
yang mampu mengukur suhu dan kelembapan dengan tingkat akurasi
yang tinggi. Sensor ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi
monitoring lingkungan, seperti pada sistem rumah pintar, proyek
IoT, serta pengawasan suhu dan kelembapan pada ruang tertutup.
Kelebihan sensor DHT22 dibandingkan DHT11 adalah jangkauan
pengukuran suhu dan kelembapan yang lebih luas serta akurasi yang
lebih baik, meskipun dengan harga yang sedikit lebih tinggi.
Gambar 6. Sensor DHT 22
Spesifikasi DHT22:
1. Tegangan kerja: 3.3V – 6V
2. Arus maksimum: 2.5 mA saat mengukur
3. Periode sampling: 2 detik
4. Antarmuka komunikasi: Single-bus digital (1-wire)
5. Rentang suhu: -40°C hingga 80°C (akurasi ±0.5°C)
6. Rentang kelembapan: 0% hingga 100% RH (akurasi ±2% RH)
7. Resolusi: Suhu: 0.1°C, Kelembapan: 0.1% RH
8. Dimensi modul: sekitar 15.1mm x 25mm x 7.7mm
6. 1 Konfigurasi pin sensor DHT11
6. 1 Konfigurasi pin sensor DHT11
Tabel Konfigurasi Pin DHT22
Versi Modul (3 Pin):
Pin
Nama Pin
Fungsi
Keterangan
1
VCC
Tegangan input (3.3 – 5V)
Dihubungkan ke power supply
2
DATA
Jalur data digital (satu arah)
Dihubungkan ke pin GPIO mikrokontroler
3
GND
Ground
Dihubungkan ke ground sistem
Versi Komponen (4 Pin):
Versi Modul (3 Pin):
Pin |
Nama Pin |
Fungsi |
Keterangan |
1 |
VCC |
Tegangan input (3.3 – 5V) |
Dihubungkan ke power supply |
2 |
DATA |
Jalur data digital (satu arah) |
Dihubungkan ke pin GPIO mikrokontroler |
3 |
GND |
Ground |
Dihubungkan ke ground sistem |
Versi Komponen (4 Pin):
Pin
|
Nama Pin
|
Fungsi
|
Keterangan
|
1
|
VCC
|
Tegangan input (3.3 – 5V)
|
Dihubungkan ke power supply
|
2
|
DATA
|
Jalur data digital (satu arah)
|
Butuh resistor pull-up 4.7k–10kΩ ke VCC
|
3
|
NC
|
Not Connected
|
Tidak digunakan
|
4
|
GND
|
Ground
|
Dihubungkan ke ground sistem
|
Gambar 7. Susunan Pin DHT 22
Sensor DHT22 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan versi 3
pin. Tidak ada perbedaan karakteristik dari 2 versi ini. Pada
versi 4 pin,. Pin 1 adalah tegangan sumber, berkisar antara 3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran (output) . Pin ke 3 adalah pin NC (normall y close ) alias tidak digunakan
dan pin ke 4 adalah Ground. Sedangkan pada versi 3 kaki, pin 1 adalah VCC antara 3V sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran dan pin 3 adalah Ground.
Grafik Respon :
Gambar 8. Grafik DHT 22
7. LDR Sensor
Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya
yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai
200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam
Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera,
Alarm dan lain sebagainya.
Adapun grafik respon sensor adalah:
Gambar 9. Grafik Sensitifitas LDR
Gambar 10. Grafik Spektral LD
8. Sensor ACS 712
Sensor ACS712 adalah sensor arus berbasis efek Hall yang
dapat digunakan untuk mengukur arus listrik AC maupun DC secara
akurat. Sensor ini bekerja dengan membaca medan magnet yang
dihasilkan oleh aliran arus listrik dan mengubahnya menjadi sinyal
tegangan analog. Sensor ini sering digunakan dalam proyek
monitoring arus beban motor, sistem tenaga, serta aplikasi
proteksi sirkuit.
Gambar 11. Sensor ACS 712
Gambar 12. Pin Sensor ACS 712
Sensor ACS712 umumnya tersedia dalam bentuk modul dengan 3 pin utama, yaitu:
1. VCC : Tegangan input 5V dari mikrokontroler
2. OUT : Output analog berupa tegangan proporsional
terhadap arus
3. GND : Ground
Gambar 7. Susunan Pin DHT 22
Sensor DHT22 memiliki 2 versi, yatu versi 4 pin dan versi 3
pin. Tidak ada perbedaan karakteristik dari 2 versi ini. Pada
versi 4 pin,. Pin 1 adalah tegangan sumber, berkisar antara 3V sampai 5V. Pin 2 adalalah data keluaran (output) . Pin ke 3 adalah pin NC (normall y close ) alias tidak digunakan
dan pin ke 4 adalah Ground. Sedangkan pada versi 3 kaki, pin 1 adalah VCC antara 3V sampai 5V, pin 2 adalah data keluaran dan pin 3 adalah Ground.
Grafik Respon :
Gambar 8. Grafik DHT 22
7. LDR Sensor
Light Dependent Resistor (LDR) adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang
diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika dalam kondisi gelap. Fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik
dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya
yang diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai
200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam
Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera,
Alarm dan lain sebagainya.
Adapun grafik respon sensor adalah:
Gambar 9. Grafik Sensitifitas LDR

Gambar 10. Grafik Spektral LD
8. Sensor ACS 712
Sensor ACS712 adalah sensor arus berbasis efek Hall yang
dapat digunakan untuk mengukur arus listrik AC maupun DC secara
akurat. Sensor ini bekerja dengan membaca medan magnet yang
dihasilkan oleh aliran arus listrik dan mengubahnya menjadi sinyal
tegangan analog. Sensor ini sering digunakan dalam proyek
monitoring arus beban motor, sistem tenaga, serta aplikasi
proteksi sirkuit.
Gambar 11. Sensor ACS 712
Gambar 12. Pin Sensor ACS 712
Sensor ACS712 umumnya tersedia dalam bentuk modul dengan 3 pin utama, yaitu:
1. VCC : Tegangan input 5V dari mikrokontroler
2. OUT : Output analog berupa tegangan proporsional
terhadap arus
3. GND : Ground
Spesifikasi:
1. Tegangan input: 5V DC
2. Arus kerja: 10 mA
3. Output: Analog (tegangan proporsional terhadap
arus)
4. Tegangan output: 0V – 5V (berbanding lurus dengan
arus)
5. Akurasi: ±1.5%
6. Range pengukuran:
o ACS712-05B: ±5A
o ACS712-20A: ±20A
o ACS712-30A: ±30A
7. Sensitivitas (typical):
o 185 mV/A untuk 5A
o 100 mV/A untuk 20A
o 66 mV/A untuk 30A
8. Waktu respon cepat: 5 µs
9.
Isolasi antara bagian beban dan kontrol: 2.1 kV RMS
Gambar 13. Grafik Sensor ACS712
9. Sensor Debu dan Asap GP2Y1014AU0F
Gambar 14. Dust Sensor GP2Y1014AU0F
Sensor GP2Y1014AU0F adalah sensor optik yang dirancang untuk mendeteksi partikel debu dan asap di
udara. Sensor ini menggunakan sinar infra merah dan fotodetektor
untuk mengukur jumlah partikel yang tersebar di udara, sehingga
sering digunakan dalam alat pemantauan kualitas udara, sistem
HVAC, dan aplikasi IoT berbasis lingkungan.
Gambar 15. Pin Dust Sensor GP2Y1014AU0F
1. Tegangan input: 5V DC
2. Arus kerja: 10 mA
3. Output: Analog (tegangan proporsional terhadap
arus)
4. Tegangan output: 0V – 5V (berbanding lurus dengan
arus)
5. Akurasi: ±1.5%
6. Range pengukuran:
o ACS712-05B: ±5A
o ACS712-20A: ±20A
o ACS712-30A: ±30A
7. Sensitivitas (typical):
o 185 mV/A untuk 5A
o 100 mV/A untuk 20A
o 66 mV/A untuk 30A
8. Waktu respon cepat: 5 µs
9.
Gambar 13. Grafik Sensor ACS712
9.
Gambar 14. Dust Sensor GP2Y1014AU0F
Sensor GP2Y1014AU0F adalah sensor optik yang dirancang untuk mendeteksi partikel debu dan asap di
udara. Sensor ini menggunakan sinar infra merah dan fotodetektor
untuk mengukur jumlah partikel yang tersebar di udara, sehingga
sering digunakan dalam alat pemantauan kualitas udara, sistem
HVAC, dan aplikasi IoT berbasis lingkungan.
Gambar 15. Pin Dust Sensor GP2Y1014AU0F
Spesifikasi Teknis:
1. Tegangan kerja: 5V DC
2. Tegangan output: 0 – 3.6V (analog)
3. Arus kerja: < 20 Ma
4. Sensor berbasis Infrared Light Scattering
5. Deteksi partikel: > 0.8 µm
6. Respon waktu: < 1 detik
7. Resolusi: 0.5 V / (0.1 mg/m³)
8. Dimensi: 46 × 30 × 17.6 mm
9. Berat: ~15 gram
Sensor ini memiliki 6 pin dengan fungsi sebagai berikut:
Grafik berikut menunjukkan hubungan antara tegangan output (Vo) dan konsentrasi debu di udara (mg/m³):
Gambar 16. Grafik Dust Sensor GP2Y1014AU0F
10. Motor
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar. Dalam
peralatan rumah tangga motor listrik dapat ditemukan contohnya:
pengering rambut kipas angin, mesin cuci, mesin jahit, pompa air,
blender, mixer, bor listrik, lemari es, dan penyedot debu.
Sedangkan dalam industri motor listrik digunakan untuk impeller
pompa, fan, blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban dan
lain-lain.
John Ambrose Fleming diakhir abad 19, memperkenalkan sebuah cara
untuk memudahkan memahami cara kerja motor listrik. Yang disebut kaidah tangan kiri, kaidah ini memudahkan untuk mengetahui arah gaya
dorong/lorentz, arah medan magnet dan arah arus listrik pada
sebuah sistem induksi elektromagnetik. Berikut gambar kaidah
tangan kiri.
Gambar 17. Aturan Tangan Kiri
Prinsip kerja motor listrik adalah mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Perubahan dilakukan dengan merubah tenaga listrik
menjadi magnet yang disebut elektromagnit. Menurut sifatnya,
kutub-kutub magnit senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak
senama akan tarik-menarik. Sehingga jika sebuah magnet ditempatkan
pada sebuah poros yang berputar dan magnet lainnya pada suatu
kedudukan yang tetap maka akan diperoleh gerakan atau putaran.
Ada banyak bagian motor listrik tapi, sejatinya motor listrik
hanya memiliki komponen utama yaitu stator dan rotor. Berikut ini
bagian-bagian motor listrik:
1. Stator Adalah bagian dari motor listrik yang tidak bergerak stator
penghasil medan magnet, baik itu elekromagnetik ataupun medan
magnet tetap. Stator terdiri dari beberapa bagian yaitu :
i) Badan Motor, adalah tempat lilitan stator.terdiri dari rumah
dengan alur- alurnya yang dibuat dari pelat-pelat yang dipejalkan
berikut tutupnya.
ii) Kumparan Stator adalah elektromagnetik berfungsi sebagai
penghasil medan magnet bias diganti dengan medan magnet tetap yang
memiliki dua kutub magnet yang saling berhadapan, kutub utara dan
kutub selatan
2. Rotor. adalah bagian dari motor listrik yang bergerak, rotor
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
i) Sikat, untuk menghubungkan arus dari sumber tegangan ke komutator dari kumparan.
ii) Komutator, untuk mengubah/membalik arah arus yang mengalir pada
kumparan agar putaran motor dapat terjadi. (Tidak bergerak
bolak-balik) dan membantu dalam transmisi arus antara rotor dengan
sumber daya.
iii) Terminal adalah titik penyambungan sumber tenaga listrik dengan
ujung kumparan motor.
iv) Bearing adalah bantalan AS motor
v) Body Motor adalah tutup motor untuk pelindung dari lingkungan.
vi) Celah Udara adalah jarak antara kedudukan stator dengan rotor.
Berikut ini gambar bagian-bagian motor listrik:
Gambar 18. Struktur Motor
Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis sumber
tegangannya motor listrik terbagi 2 yaitu: Motor AC (Alternating Current) atau Motor Listrik Arus Bolak-Balik danMotor DC (Direct Current) atau Motor Listrik Arus Searah. Dari
2 jenis motor listrik tersebut terdapat klasifikasi jenis-jenis
motor listrik berdasarkan prinsip kerja, konstruksi, operasi dan karakternya. Seperti yang terlihat gambar dibawah ini:
Gambar 19. Jenis-Jenis Motor
Motor DC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber
tegangan DC untuk beroperasi. Motor DC dibedakan lagi dari sumber
dayanya yaitu sebagai berikut:
1. Separately Excited atau Motor DC Sumber Daya Terpisah.
2. Self Excited atau Motor DC Sumber Daya Sendiri berdasarkan konfigurasi supply medan dengan kumparan motor, Motor DC Self Excited dibedakan lagi yaitu sebagai berikut :
· Motor DC Seri. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan motor,
· Motor DC Shunt. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara pararel dengan gulungan kumparan motor
· Motor DC Campuran/Kompon. Jenis motor yang gulungan medan dihubungkan secara pararel dan seri dengan gulungan motor
listrik.
Motor AC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber
tegangan AC untuk beroperasi. Motor AC dibedakan lagi dari sumber
dayanya yaitu sebagai berikut:
a) Motor Sinkron (Motor Serempak), jenis motor ac yang bekerja pada kecepatan
tetap pada sistem frekuensi tertentu, motor jenis memiliki torsi
yang rendah dan memerlukan arus dc untuk pembangkitan daya.
b) Motor Induksi (Motor Tak Serempak), merupakan motor listrik AC yang bekerja
berdasarkan induksi medan magnet antara rotor dan stator. Motor
induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama sebagai
berikut :
a. Motor 1 Fasa, motor yang beroperasi dengan daya 1 fasa untuk
menghasilkan tenaga mekanik.
b. Motor 3 Fasa, motor yang beroperasi dengan daya 3 fasa untuk menghasilkan
tenaga mekanik.
11. LCD
LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang menggunakan
kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang
terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk
elektronik lainnya. Teknologi Display LCD ini memungkinkan
produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light- emitting diodes). LCD atau Liquid Crystal Display
pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight
(Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti
yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya merefleksikan dan
mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD
memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber
cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna
putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan
organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan
transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah:
· Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
· Elektroda Positif (Positive Electrode)
· Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
· Elektroda Negatif (Negative Electrode)
· Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
· Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Gambar 20.Struktur LCD
LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada
umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat
menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih
modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent
atau Light Emitting Diode (LED). Cahaya putih adalah cahaya terdiri
dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya
tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau
perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka berbeda
pula warna cahaya yang dihasilkan.
Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal
Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring
backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut
yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut
Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai
tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi
berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar- lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih
dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan
warna hitam, maka kristal cair
harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka
diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang
bersangkutan.
12. Fan Cooler (Kipas 5 V)
Cooling fan 5V merupakan kipas pendingin kecil bertegangan rendah
yang biasa digunakan untuk mendinginkan perangkat elektronik seperti
mikrokontroler, modul sensor, atau bahkan panel surya skala kecil.
Dalam proyek Cleaning and Cooler System for Photovoltaic, cooling fan 5V berfungsi untuk menurunkan suhu permukaan panel surya, agar efisiensinya tetap optimal saat terkena paparan sinar matahari
langsung.
Karena beroperasi pada tegangan 5V DC, kipas ini sangat cocok dipasangkan dengan sistem berbasis Raspberry Pi Pico tanpa perlu power supply eksternal yang
kompleks.
Gambar 21. Cooling fan 5V
1. Tegangan kerja: 5V DC
2. Tegangan output: 0 – 3.6V (analog)
3. Arus kerja: < 20 Ma
4. Sensor berbasis Infrared Light Scattering
5. Deteksi partikel: > 0.8 µm
6. Respon waktu: < 1 detik
7. Resolusi: 0.5 V / (0.1 mg/m³)
8. Dimensi: 46 × 30 × 17.6 mm
9. Berat: ~15 gram
Sensor ini memiliki 6 pin dengan fungsi sebagai berikut:
Grafik berikut menunjukkan hubungan antara tegangan output (Vo) dan konsentrasi debu di udara (mg/m³):
Gambar 16. Grafik Dust Sensor GP2Y1014AU0F
10. Motor
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik atau tenaga penggerak atau tenaga pemutar. Dalam
peralatan rumah tangga motor listrik dapat ditemukan contohnya:
pengering rambut kipas angin, mesin cuci, mesin jahit, pompa air,
blender, mixer, bor listrik, lemari es, dan penyedot debu.
Sedangkan dalam industri motor listrik digunakan untuk impeller
pompa, fan, blower, menggerakan kompresor, mengangkat beban dan
lain-lain.
John Ambrose Fleming diakhir abad 19, memperkenalkan sebuah cara
untuk memudahkan memahami cara kerja motor listrik. Yang disebut kaidah tangan kiri, kaidah ini memudahkan untuk mengetahui arah gaya
dorong/lorentz, arah medan magnet dan arah arus listrik pada
sebuah sistem induksi elektromagnetik. Berikut gambar kaidah
tangan kiri.
Gambar 17. Aturan Tangan Kiri
Prinsip kerja motor listrik adalah mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Perubahan dilakukan dengan merubah tenaga listrik
menjadi magnet yang disebut elektromagnit. Menurut sifatnya,
kutub-kutub magnit senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak
senama akan tarik-menarik. Sehingga jika sebuah magnet ditempatkan
pada sebuah poros yang berputar dan magnet lainnya pada suatu
kedudukan yang tetap maka akan diperoleh gerakan atau putaran.
Ada banyak bagian motor listrik tapi, sejatinya motor listrik
hanya memiliki komponen utama yaitu stator dan rotor. Berikut ini
bagian-bagian motor listrik:
1. Stator Adalah bagian dari motor listrik yang tidak bergerak stator
penghasil medan magnet, baik itu elekromagnetik ataupun medan
magnet tetap. Stator terdiri dari beberapa bagian yaitu :
i) Badan Motor, adalah tempat lilitan stator.terdiri dari rumah
dengan alur- alurnya yang dibuat dari pelat-pelat yang dipejalkan
berikut tutupnya.
ii) Kumparan Stator adalah elektromagnetik berfungsi sebagai
penghasil medan magnet bias diganti dengan medan magnet tetap yang
memiliki dua kutub magnet yang saling berhadapan, kutub utara dan
kutub selatan
2. Rotor. adalah bagian dari motor listrik yang bergerak, rotor
terdiri dari beberapa bagian yaitu :
i) Sikat, untuk menghubungkan arus dari sumber tegangan ke komutator dari kumparan.
ii) Komutator, untuk mengubah/membalik arah arus yang mengalir pada
kumparan agar putaran motor dapat terjadi. (Tidak bergerak
bolak-balik) dan membantu dalam transmisi arus antara rotor dengan
sumber daya.
iii) Terminal adalah titik penyambungan sumber tenaga listrik dengan
ujung kumparan motor.
iv) Bearing adalah bantalan AS motor
v) Body Motor adalah tutup motor untuk pelindung dari lingkungan.
vi) Celah Udara adalah jarak antara kedudukan stator dengan rotor.
Berikut ini gambar bagian-bagian motor listrik:
Gambar 18. Struktur Motor
Pada dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis sumber
tegangannya motor listrik terbagi 2 yaitu: Motor AC (Alternating Current) atau Motor Listrik Arus Bolak-Balik danMotor DC (Direct Current) atau Motor Listrik Arus Searah. Dari
2 jenis motor listrik tersebut terdapat klasifikasi jenis-jenis
motor listrik berdasarkan prinsip kerja, konstruksi, operasi dan karakternya. Seperti yang terlihat gambar dibawah ini:
Gambar 19. Jenis-Jenis Motor
Motor DC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber
tegangan DC untuk beroperasi. Motor DC dibedakan lagi dari sumber
dayanya yaitu sebagai berikut:
1. Separately Excited atau Motor DC Sumber Daya Terpisah.
2. Self Excited atau Motor DC Sumber Daya Sendiri berdasarkan konfigurasi supply medan dengan kumparan motor, Motor DC Self Excited dibedakan lagi yaitu sebagai berikut :
· Motor DC Seri. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara seri dengan gulungan kumparan motor,
· Motor DC Shunt. Jenis motor yang gulungan medannya dihubungkan secara pararel dengan gulungan kumparan motor
· Motor DC Campuran/Kompon. Jenis motor yang gulungan medan dihubungkan secara pararel dan seri dengan gulungan motor
listrik.
Motor AC adalah jenis motor listrik yang memerlukan sumber
tegangan AC untuk beroperasi. Motor AC dibedakan lagi dari sumber
dayanya yaitu sebagai berikut:
a) Motor Sinkron (Motor Serempak), jenis motor ac yang bekerja pada kecepatan
tetap pada sistem frekuensi tertentu, motor jenis memiliki torsi
yang rendah dan memerlukan arus dc untuk pembangkitan daya.
b) Motor Induksi (Motor Tak Serempak), merupakan motor listrik AC yang bekerja
berdasarkan induksi medan magnet antara rotor dan stator. Motor
induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama sebagai
berikut :
a. Motor 1 Fasa, motor yang beroperasi dengan daya 1 fasa untuk
menghasilkan tenaga mekanik.
b. Motor 3 Fasa, motor yang beroperasi dengan daya 3 fasa untuk menghasilkan
tenaga mekanik.
11. LCD
LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display (tampilan) yang menggunakan
kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan gambar yang
terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk
elektronik lainnya. Teknologi Display LCD ini memungkinkan
produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light- emitting diodes). LCD atau Liquid Crystal Display
pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight
(Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti
yang disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya merefleksikan dan
mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD
memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber
cahayanya. Cahaya Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna
putih. Sedangkan Kristal Cair (Liquid Crystal) sendiri adalah cairan
organik yang berada diantara dua lembar kaca yang memiliki permukaan
transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah:
· Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
· Elektroda Positif (Positive Electrode)
· Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
· Elektroda Negatif (Negative Electrode)
· Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
· Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
Dibawah ini adalah gambar struktur dasar sebuah LCD:
Gambar 20.Struktur LCD
LCD yang digunakan pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada
umumnya menggunakan Cermin untuk memantulkan cahaya alami agar dapat
menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih
modern dan berkekuatan tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent
atau Light Emitting Diode (LED). Cahaya putih adalah cahaya terdiri
dari ratusan cahaya warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya
tersebut akan terlihat apabila cahaya putih mengalami refleksi atau
perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut refleksi maka berbeda
pula warna cahaya yang dihasilkan.
Backlight LCD yang berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal
Cair atau Liquid Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring
backlight yang diterimanya dan merefleksikannya sesuai dengan sudut
yang diinginkan sehingga menghasilkan warna yang dibutuhkan. Sudut
Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan dengan nilai
tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah berwarna putih dapat berubah menjadi
berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar- lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih
dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila ingin menampilkan
warna hitam, maka kristal cair
harus ditutup serapat-rapatnya sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila menginginkan warna lainnya, maka
diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal cair yang
bersangkutan.
12. Fan Cooler (Kipas 5 V)
Cooling fan 5V merupakan kipas pendingin kecil bertegangan rendah
yang biasa digunakan untuk mendinginkan perangkat elektronik seperti
mikrokontroler, modul sensor, atau bahkan panel surya skala kecil.
Dalam proyek Cleaning and Cooler System for Photovoltaic, cooling fan 5V berfungsi untuk menurunkan suhu permukaan panel surya, agar efisiensinya tetap optimal saat terkena paparan sinar matahari
langsung.
Karena beroperasi pada tegangan 5V DC, kipas ini sangat cocok dipasangkan dengan sistem berbasis Raspberry Pi Pico tanpa perlu power supply eksternal yang
kompleks.
Gambar 21. Cooling fan 5V
Spesifikasi Umum Cooling Fan 5V:
Spesifikasi
Keterangan
Tegangan Operasi
5V DC
Arus Kerja
± 0.08A – 0.2A (80mA – 200mA tergantung tipe)
Daya
± 0.4W – 1W
Dimensi Umum
25x25x10 mm / 30x30x10 mm / 40x40x10 mm
Kecepatan Putar (RPM)
± 4000 – 7000 RPM (tergantung tipe)
Aliran Udara (Airflow)
± 3 – 8 CFM (cubic feet per minute)
Kebisingan (Noise)
± 20 – 28 dB
Jenis Bantalan
Sleeve bearing / Ball bearing
Jenis Konektor
2-pin atau 3-pin
Spesifikasi |
Keterangan |
Tegangan Operasi |
5V DC |
Arus Kerja |
± 0.08A – 0.2A (80mA – 200mA tergantung tipe) |
Daya |
± 0.4W – 1W |
Dimensi Umum |
25x25x10 mm / 30x30x10 mm / 40x40x10 mm |
Kecepatan Putar (RPM) |
± 4000 – 7000 RPM (tergantung tipe) |
Aliran Udara (Airflow) |
± 3 – 8 CFM (cubic feet per minute) |
Kebisingan (Noise) |
± 20 – 28 dB |
Jenis Bantalan |
Sleeve bearing / Ball bearing |
Jenis Konektor |
2-pin atau 3-pin |
Jenis-Jenis Fan Cooling 5V
Berdasarkan Bentuk & Dimensi
Jenis
Ukuran Umum (mm)
Kegunaan
Mini Cooling Fan
25x25x10, 30x30x10
Proyek elektronik kecil, sensor, PCB, Raspberry Pi
Small Case Fan
40x40x10, 50x50x10
Pendinginan mikrokontroler, panel PV kecil
Medium Case Fan
60x60x10, 80x80x10
Untuk aplikasi pendinginan yang lebih besar (jarang 5V)
Blower Fan
50x50x15, bentuk persegi panjang
Pendinginan spesifik area → angin terfokus
Jenis |
Ukuran Umum (mm) |
Kegunaan |
Mini Cooling Fan |
25x25x10, 30x30x10 |
Proyek elektronik kecil, sensor, PCB, Raspberry Pi |
Small Case Fan |
40x40x10, 50x50x10 |
Pendinginan mikrokontroler, panel PV kecil |
Medium Case Fan |
60x60x10, 80x80x10 |
Untuk aplikasi pendinginan yang lebih besar (jarang 5V) |
Blower Fan |
50x50x15, bentuk persegi panjang |
Pendinginan spesifik area → angin terfokus |
Berdasarkan Jumlah Kabel (Fitur Kontrolnya)
Jumlah Kabel
Fungsi
Contoh
2 Pin (Merah-Hitam)
On/Off biasa → dikendalikan dengan relay/MOSFET
Mini Fan 5V biasa
3 Pin (Merah-Hitam-Kuning)
PWM Control → bisa atur kecepatan fan via Raspberry
Pi atau Arduino
Fan PC ukuran kecil
4 Pin (Merah-Hitam-Kuning-Biru)
Lebih jarang untuk 5V → biasa dipakai untuk kontrol fan
komputer yang lebih besar
Biasanya digunakan di motherboard PC
Jumlah Kabel |
Fungsi |
Contoh |
2 Pin (Merah-Hitam) |
On/Off biasa → dikendalikan dengan relay/MOSFET |
Mini Fan 5V biasa |
3 Pin (Merah-Hitam-Kuning) |
PWM Control → bisa atur kecepatan fan via Raspberry
Pi atau Arduino |
Fan PC ukuran kecil |
4 Pin (Merah-Hitam-Kuning-Biru) |
Lebih jarang untuk 5V → biasa dipakai untuk kontrol fan
komputer yang lebih besar |
Biasanya digunakan di motherboard PC |
Berdasarkan Jenis Bantalan (Bearing)
Jenis Bearing
Karakteristik
Cocok Untuk
Sleeve Bearing
Lebih murah, umur pendek, suara lebih kasar
Proyek prototipe, jangka pendek
Ball Bearing
Lebih awet, suara lebih halus, torsi lebih baik
Sistem otomatis jangka panjang
Jenis Bearing |
Karakteristik |
Cocok Untuk |
Sleeve Bearing |
Lebih murah, umur pendek, suara lebih kasar |
Proyek prototipe, jangka pendek |
Ball Bearing |
Lebih awet, suara lebih halus, torsi lebih baik |
Sistem otomatis jangka panjang |
Berdasarkan Aliran Udara (Airflow)
Jenis Fan
Karakteristik
Kegunaan
Axial Fan (Kipas biasa)
Aliran udara lurus → untuk pendinginan permukaan umum
Kipas PCB, panel PV
Blower Fan (Radial)
Aliran udara menyamping → lebih terfokus
Pendinginan celah, sistem tertutup
Cooling fan 5V merupakan salah satu jenis kipas pendingin
bertegangan rendah yang banyak digunakan dalam perangkat elektronik,
sistem otomasi, hingga proyek energi terbarukan. Kipas ini berfungsi
untuk mengalirkan udara secara aktif ke suatu permukaan atau area
tertentu guna mengurangi suhu akibat panas yang dihasilkan oleh
komponen atau lingkungan sekitar.
Pada sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), terutama panel
fotovoltaik (PV), suhu permukaan yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan penurunan efisiensi konversi energi. Oleh karena itu,
penggunaan cooling fan 5V menjadi solusi sederhana dan hemat energi
untuk menjaga suhu panel tetap dalam batas optimal, terutama pada
sistem skala kecil hingga menengah.
Jenis Fan |
Karakteristik |
Kegunaan |
Axial Fan (Kipas biasa) |
Aliran udara lurus → untuk pendinginan permukaan umum |
Kipas PCB, panel PV |
Blower Fan (Radial) |
Aliran udara menyamping → lebih terfokus |
Pendinginan celah, sistem tertutup |
Cooling fan 5V merupakan salah satu jenis kipas pendingin
bertegangan rendah yang banyak digunakan dalam perangkat elektronik,
sistem otomasi, hingga proyek energi terbarukan. Kipas ini berfungsi
untuk mengalirkan udara secara aktif ke suatu permukaan atau area
tertentu guna mengurangi suhu akibat panas yang dihasilkan oleh
komponen atau lingkungan sekitar.
Pada sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), terutama panel
fotovoltaik (PV), suhu permukaan yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan penurunan efisiensi konversi energi. Oleh karena itu,
penggunaan cooling fan 5V menjadi solusi sederhana dan hemat energi
untuk menjaga suhu panel tetap dalam batas optimal, terutama pada
sistem skala kecil hingga menengah.
- FLOWCHART
Komentar
Posting Komentar